Setenang awan dan secepat kilat, mungkin pepatah kuno ini yang tepat untuk menggambarkan begitu sempitnya waktu dan ruang untuk sekedar menyelesaikan sarapan di tengah padatnya lalu lintas Kota Sidoarjo setiap harinya.
Seperti yang sugimasihada alami setiap memasuki Kota Sidoarjo bertepatan dengan mulai hidup dan bergeraknya siswa dan siswi menuju sekolah tempat berguru dan mendulang ilmu memadati tiap ruas jalan protokol.
Ketika isi perut sudah memainkan musik keroncong pertanda butuh asupan gizi dengan cepat karena segera beraktifitas serasa otomatis matic (gaaaas tanpa persneling) langsung terfokus kepada satu tujuan yakni one stop breakfast point Nasi 3500 yang berada di sebelah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Berhenti sejenak (Stop), parkir di tepian jalan tidak memakan trotoar dan mengganggu pengguna jalan lainnya dan langsung (Go) ambil dua bungkusan Nasi 3500 sekaligus memasuki ruangan dengan meja dan kursi sambil berpesan segelas teh hangat.
Tenang menikmati sarapan di tengah kemacetan, dan harus cepat terselesaikan karena aktifitas sudah terencana dan memasuki injury time.
Tersentil rasa sambal terasi yang terpadu alakadarnya tanpa membuat berkeringat didalam sebungkus Nasi 3500 dengan oseng kacang panjang bumbu kecap ditemani mie goreng dan seiris telur dadar memang membawa citarasa tersendiri.
Selesaikan transaksi dan membuat halal menuju meja kasir dengan sigap selembar uang sepuluh ribuan mendapat kembalian selembar uang duaribuan.
Stop and Go Nasi 3500 layak dijadikan breakfast point di Kota Sidoarjo.
Dan sepertinya belum menyentuh Kota Sidoarjo jika memang belum menikmati Nasi 3500. Are u ?
Semoga bermanfaat, monggo yang ingin memaki dan sukahati sila isi komentarnya.
Menyukai ini:
Suka Memuat...