Marketing Dulu, Baru Akunting 2

8234be09-c700-4f91-bfb2-eec1b4bea390-medium

Accounting is everything.

Melanjutkan tulisan terdahulu ketika sedikit serius tentang Marketing Dulu, Baru Akunting (disini).

Selepas kelulusan sugimasihada dari salah satu universitas negeri yang ada di Kota Malang, sugimasihada mendapatkan peluang untuk membalas dan mengembalikan modal yang dikeluarkan selama menempuh pendidikan pertama kali hingga perguruan tinggi.

Saat itu, sebuah meja posisi pekerjaan yang memang hanya mewajibkan mengikuti alur standart operation yang telah dibakukan oleh perusahaan menjadi tanggungjawab yang harus sugimasihada emban selama beberapa tahun.

Seiring berjalannya waktu, posisi demi posisi hingga Top Management (baca saja Manager) di sebuah perusahaan sugimasihada emban.

Masih berjibaku dan tidak lepas dari Marketing, hingga suatu saat datang masa dimana sugimasihada harus memahami sisi Akunting.

Beberapa bulan berselang, akhirnya rasa itu datang, dimana pendapatan (gaji) dirasa habis sebelum berganti bulan.

mau tidak mau penerapan ilmu Akunting menjadi senjata utama untuk mencoba bertahan ditengah derasnya kebutuhan untuk menjalankan sebuah sistem Marketing.

ada kutipan yang selalu terngiang di pikiran yang ditulis oleh salah satu blogger yang sugimasihada ikuti sebagai berikut :

……Apapun pekerjaan anda, jurusan anda, sekolah atau tidak sekolah, kerja formal atau non formal, kerja di kantor atau di pasar, tukang batu, tukang gali kuburan, guru, penjahat, jambret, tukang judi, menteri, satpam, tukang cukur, insinyur kimia, penata tari. Untuk apa mereka bekerja? Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Perusahaan apapun, keluarga, manusia siapapun pasti menerapkan prinsip ekonomi “mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya”. Ujung-ujungnya pasti uang. Nah.. cara menghitung berapa keuntungan dan kerugian itulah melalui tools yang dinamakan accounting….

begitu pentingnya sisi Akunting dimanapun posisinya, sesuai dengan tujuan utama dan visi yang sama didalam bagian Marketing yakni mendapatkan keuntungan (profit).

Sebagai seorang dengan posisi Top Management, tanpa mengurangi rasa hormat sebagai seorang Marketing, kembali memperhitungkan sisi Akunting.

Salah ? tidak juga, hanya sebuah opini dan harus memposisikan dari sudut mana memulai pemikiran untuk melangkah Marketing Dulu, Baru Akunting.

Terlepas dari tujuan utama “mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya” semakin dalam selami sisi Akunting akan semakin membuat seorang Marketing berkeinginan besar untuk kembali ke permukaan.

Jadi, masihkah Marketing Dulu, Baru Akunting ?

Hanya dari permukaan saja, monggo yang ingin memaki dan sukahati sila isi komentarnya.

Setidaknya selami dulu, karena semakin dalam kau menyelam semakin banyak belajar dan membuka peluang untukmu mampu menguasai permukaan hingga jauh ke dalam dasar.

Jika tidak tenggelam… :mrgreen:

#ojodipiker jeru jeru

16 tanggapan untuk “Marketing Dulu, Baru Akunting 2

Tinggalkan komentar